Beberapa kali melewati desa Natih
dan juga sesekali singgah sebentar pada saat mengunjungi beberapa desa yang lebih
jauh seperti desa Muara Hungi, Mindai dan Datar Batung dll. Desa yang memang
memiliki wilayah alam yang strategis, diapit oleh beberapa buah bukit
batu
besar yang membentang serta aliran sungai Alai yang jernih dan luas. Menyimpan
pesona alam yang banyak memiliki potensi wisata seperti goa, bukit batu maupun
sungainya. Sungainya asyik buat tubing, bukitnya pun tak kalah keren untuk
didaki, baik menuju goa yang tersebar dibeberapa titik maupun trekking ke salah
satu puncak-puncak bukitnya.
 |
Bukit itu yang ingin didaki |
|
Bagi kalian yang ingin mengeksplore keindahannya,
desa Natih ini sangat direkomendasikan bagi yang suka dengan sedikit tantangan
alam namun disarankan tetap menggunakaan jasa sukarela dari guide setempat ya guys.
Seberapa hebat pun pengalaman Anda, masyarakat setempat jauh lebih mengenal
akan karakteristik wilayahnya. Menurut informasi yang saya dapat sekitar desa
ini terdapat beberapa buah gia antara lain goa Berangin, goa Kukup, goa Sawar (
baca di sini) dan masih ada goa lainnya yang masih belum terjamah. Semua goa
memiliki keunikan tersendiri.
 |
Desa Natih dengan background bukit batunya |
Saat melihat postingan teman di
salah satu grup jalan-jalan itu, kali ini saya dan teman-teman pun penasaran
dengan bukit batu yang persis berada di belakang pemukiman warga itu. Bukit
batu yang terjal nan kokoh itu baru-baru ini terbakar sendirinya, hampir
sebagian pepohonannya terbakar. Dengan mengandalkan guide setempat kami pun
perlahan menuju bukit batu ini. Perjalanan dimulai dari belakang pemukiman
warga atau arah utara bukit. Setelah menyebrangi sungai kecil, tanjakan pun
sudah didepan mata, tanah gembur dan licin dengan sedikit berbatu adalah
langkah awal mendaki. Lumayan terjal guys, perlahan dan perlahan namun pasti
tanah gembur mulai berubah menjadi bebatuan khas pegunungan. Semakin menanjak,
medan pun semakin terjal dan mulai didominasi batu, ya iyalah namanya juga
bukit batu hihihihi. Medan ini mengingatkan saya pada saat menuju bukit Langara
yang ada di Loksado dan juga katanya view pun mirip dengan bukit Langara ( bukit Langara baca
di
sini ), namun kayaknya medan ini lebih sulit dari bukit Langara dan juga terjal.
Sesekali kita harus berpegangan pada akar-akar pohon, juga sesekali ngesot ke
atas bebatuan besar yang lumayan tajam. Tetap ekstra hati-hati dan selalu
perhatikan pegangan dan pijakan kaki kita ya guys. Memakai sepatu trekking dan
memakai sarung tangan jauh lebih aman saat mendaki bukit ini.
 |
Track yang berbatu |
Tetap jaga lingkungan kita dari
sampah ya guys dan juga safety procedure saat mendaki bukit ini.
Salam Lestari !!!
Salam blogger. Salam kenal dengan urang Angkinang, Kandangan, nang katuju jua bajalanan ka tampat wisata. Tarima kasih inpurmasinya. Mudahan bamanpaat. Ada waktu bisa kasana..................
BalasHapus