Konon, katanya dulu di pedalaman di daerah Loksado Hulu Sungai
Selatan beberapa orang masyarakat Dayak Meratus setempat melakukan rutinitasnya
yaitu berburu. Singkat cerita saat menembus hutan lebat, sungai dan melewati
lereng-lereng bukit akhirnya perburuan pun sedikit membuahkan hasil, seekor
menjang
an (bahasa setempat : payau) berhasil dikepung dengan bantuan beberapa ekor anjing kesayangannya yang memang sudah terlatih dan handal dalam urusan berburu. Setelah kejar-kejaran dengan beberapa anjing tadi sang menjangan bernasib sial, ia pun kalah terkepung oleh lincahnya oleh sekelompok anjing itu, sehingga ia dapat dilumpuhkan dengan beberapa gigitan oleh anjing-anjing tsb. Sang menjangan pun terluka, ia mulai lemah karena mulai kehabisan darah oleh gigitan anjing. Namun, apa yang terjadi? Ketika si pemburu mau menangkapnya diluar dugaan ternyata menjangan masih mampu berlari menghindar dari pemburu sampai terjadi kejar-kejaran lagi. Sayang sekali, sang pemburu kehilangan jejak si menjangan.
Karena
sudah lelah mencari-cari, pemburu pun mulai putus asa dan akhirnya dengan terpaksa
ia memutuskan untuk pulang dengan tangan kosong. Pada saat perjalanan menuju
pulang saat menyebrangi sungai, para pemburu melihat warna air sungai sedikit berwarna
kemerahan. Dengan keyakinan tinggi bahwa air yg merah tsb adalah darah
menjangan yang tadi mereka kejar para pemburu pun langsung menyusur hulu sungai
dengan harapan dapat menemukan menjangan tadi. Beberapa saat menyusur sungai
tanpa disengaja, para pemburu mendengar bunyi gemuruh air yang deras dan
semakin mendekat dengan bunyi gemuruh tsb. Sesaat mereka takjub, jelas saja
ternyata didepan mata nampak sebuah air terjun yang indah sekali. Dan indah nya
lagi, disamping air terjun tersebut terdapat seekor menjangan yang penuh luka ditubuhnya tebujur
kaku karena terjatuh dari tebing disisi air terjun yang tinggi. Itulah menjangan yang dicari-cari. Alhasil para
pemburu pun bisa tersenyum manis karena berhasil membawa pulang seekor
menjangan. Dan dari kejadian itu air terjun tsb mereka beri nama Rampah
Menjangan hingga terkenal dimasyarakat luas sampai saat ini. (Bahasa setempat
"Rampah = air terjun").
CMIIW
an (bahasa setempat : payau) berhasil dikepung dengan bantuan beberapa ekor anjing kesayangannya yang memang sudah terlatih dan handal dalam urusan berburu. Setelah kejar-kejaran dengan beberapa anjing tadi sang menjangan bernasib sial, ia pun kalah terkepung oleh lincahnya oleh sekelompok anjing itu, sehingga ia dapat dilumpuhkan dengan beberapa gigitan oleh anjing-anjing tsb. Sang menjangan pun terluka, ia mulai lemah karena mulai kehabisan darah oleh gigitan anjing. Namun, apa yang terjadi? Ketika si pemburu mau menangkapnya diluar dugaan ternyata menjangan masih mampu berlari menghindar dari pemburu sampai terjadi kejar-kejaran lagi. Sayang sekali, sang pemburu kehilangan jejak si menjangan.
CMIIW
Rampah Menjangan terletak di kawasan pegunungan Meratus, tepatnya
di desa Loa Panggang kecamatan Loksado kabupaten Hulu Sungai Selatan - Kalimantan
Selatan. Salah satu kecamatan yang paling banyak memiliki tempat-tempat indah
sehingga mejadikan Loksado sebagai ujung tombak pariwisata Hulu Sungai Selatan.
Tak hanya bamboo rafting, beberapa buah air terjun di daerah Loksado memberikan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 30 meter ini memang
terletak didalam hutan, sehingga sedikit dibutuhkan tenaga ekstra untuk
mencapainya. Dengan trekking melewati hutan tropis Meratus memberikan kesan
tersendiri saat melewatinya, banyak flora maupun fauna khas Kalimantan
didalamnya.
Pertengahan 2014 lalu saya berdua dengan teman saya mengunjungi
air terjun ini. Bukan waktu yang pas sebenarnya, karena debit air yang
cenderung sedikit pada saat musim kemarau. Karena masih belum banyak yang tahu
tempat ini, mengharuskan kami banyak nanya sama penduduk setempat. “Malu
bertanya sesat dijalan, banyak bertanya itu memalukan”..ehhhh...Setidaknya
itulah modal kami berdua untuk mencapai air terjun ini disamping stamina yang
fit.
Menurut warga setempat ada beberapa jalur yang dapat ditempuh menuju air terjun ini. Katanya ada yang menyusur sungai, lewat jalur itu sebelum mencapai air terjun Rampah Menjangan akan menjumpai beberapa air terjun seperti air terjun Lambin dan air terjun Jelatang.Namun untuk medan itu katanya sangat curam, selain itu butuh waktu yang lebih lama dari jalur yang akan saya tempuh. Jalur bukit Puawan, itulah jalur yang saya pilih. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 45 menit dengan melalui areal persawahan masyarakat setempat dan selanjutnya mendaki bukit Puawan. Bukit kecil ini lumayan menyesakkan dada lho, bikin ngos-ngosan cuy...hehehe. Namun uniknya di bukit ini didominasi oleh pohon Kayu Manis, yang kulit kayunya diambil oleh masyarakat setempat sebagai rempah-rempah makanan yang juga disebut kayu manis. Tak heran kalau Loksado adalah penghasil kayu manis terbesar di Kalimantan Selatan. Menjadikan trekking disini hawanya sangat sejuk karena rindangnya pepohonan kayu Manis.
Menurut warga setempat ada beberapa jalur yang dapat ditempuh menuju air terjun ini. Katanya ada yang menyusur sungai, lewat jalur itu sebelum mencapai air terjun Rampah Menjangan akan menjumpai beberapa air terjun seperti air terjun Lambin dan air terjun Jelatang.Namun untuk medan itu katanya sangat curam, selain itu butuh waktu yang lebih lama dari jalur yang akan saya tempuh. Jalur bukit Puawan, itulah jalur yang saya pilih. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 45 menit dengan melalui areal persawahan masyarakat setempat dan selanjutnya mendaki bukit Puawan. Bukit kecil ini lumayan menyesakkan dada lho, bikin ngos-ngosan cuy...hehehe. Namun uniknya di bukit ini didominasi oleh pohon Kayu Manis, yang kulit kayunya diambil oleh masyarakat setempat sebagai rempah-rempah makanan yang juga disebut kayu manis. Tak heran kalau Loksado adalah penghasil kayu manis terbesar di Kalimantan Selatan. Menjadikan trekking disini hawanya sangat sejuk karena rindangnya pepohonan kayu Manis.
![]() |
Hutan kayu manis |
![]() |
Pondok petani / titik pertemuan beberapa jalur |
![]() |
Lereng bukit Puawan |
Setelah sampai dipuncak bukit, kita akan mendapati sebuah pondok/shelter
petani, yang katanya disinilah pertemuan jika kita melewati jalur lainnya. Tak
dibutuhkan waktu lama, dari bukit ini hanya sekitar 10 menit kita akan
menyaksikan keindahan tersembunyi Rampah Menjangan. Namun perlu kewaspadaan ya
bro, medannya agak curam dan licin. Cari pegangan dan tetap perhatikan pijakan
kaki. Selamat menikmati indahnya Rampah Menjangan.
![]() |
This is (Air Terjun) Rampah Menjangan |
![]() |
Feel the nature (inggrisnya ngaco yaa) |
Oya, katanya baru-baru ini tempat ini sudah dijadikan tempat syuting buat acara yang petualangan-petualangan gitu loh....hmmmm..
Bangga sih kalau tempat-tempat indah didaerah kita di ekspos media, tapi konsekuensinya itu loh yang sedikit bikin hati ini terkoyak (ca ileeh).... Semakin banyak pengunjung yang datang semakin terancam pula kebersihan lingkungannya. Bukan selalu menjadi yang benar dan bukan pula menggurui. Jadilah pengunjung yang bijak dimanapun kakimu terhenti. Tetap menjaga kebersihan dan menjaga kelestariannya ya bro.
Salam lestari !!!
Sumber
cerita : masyarakat setempat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar