Pegunungan Meratus memang kaya
akan tempat yang indah. Satu lagi tempat indah yang beberapa hari yang lalu
saya kunjungi, yaitu Air Terjun Tumaung. Terletak di wilayah teritori desa
Datar Ajab kecamatan Hantakan kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.
Ada dua jalur yang dapat ditempuh, yang pertama melalui desa
Hinas Kiri / Batu Kembar kecamatan Batang Alai Timur – HST. Untuk menuju desa
Hinas Kiri dapat ditempuh dengan roda dua dan roda empat sekitar 30-35
kilometer dari pusat kota Barabai (kalau tidak salah hehe). Selanjutnya dari
Hinas Kiri dilanjutkan dengan trekking (jalan kaki) dengan waktu tempuh 2-3 jam
tergantung fisik masing-masing, karena katanya medannya yang terus menanjak. Katanya
lagi, medan ini bisa ditempuh dengan motor trail selama 1 jam. Alternatif kedua
adalah melalui desa Datar Ajab kecamatan Hantakan – HST. Jalur yang akan saya
tempuh dengan kawan-kawan. Berjarak total kurang lebih 27 kilometer dari pusat
kota Barabai (dari Barabai ke Air Terjun ).
Lagi-lagi untuk mencapai keindahan di daerah sini tak mudah,
kendaraan roda empat hanya bisa ditempuh sampai desa Arangani (sekitar 16 km
dari kota Barabai), kemudian dari desa Arangani dilanjutkan ke desa Datar Ajab
(Mangkiling) yang hanya bisa ditempuh dengan motor, itupun motor yang bukan matic
karena jalan yang akan dilalui hanya berupa tanah saja, sesekali bertemu dengan
jalan berbatu. Medan tanpa aspal ini sepanjang 8 kilometer dengan medan
menanjak dan menurun, dan 3 kilometer berikutnya hanya bisa dilalui dengan trekking
(jalan kaki).
Sebut saja Raihan, Jani, Salim dan saya sendiri dengan
memakai motor, pagi itu kami berempat dengan teman-teman melaju dari kota
Barabai menuju air terjun tsb. 16 kilometer pertama jalanan aspal sampai di desa
Arangani masih bisa dilewati dwngan senyuman manis. Setelah itu langsung saja
kami dijajal dengan jalan tanjakan yang tinggi. Beruntung tanjakan pertama yang
kami lalui sudah dibuatkan jalan berupa semen batako, mengingat inilah tanjakan
yang paling tinggi, berbeda pada beberapa tahun lalu saat saya ke sini yang
masih tanah sehingga menjadikan tanjakan ini tanjakan yang maut dan banyak
memakan korban.
|
Jalan tanpa aspal menuju desa Datar Ajab |
|
Saat sampai dipuncak tanjakan langsung saja di sebelah kanan
kami disuguhi oleh pemandangan hutan Meratus yang masih hijau. Sumpah, sejuk
liatnya bro, ditambah udaranya yang segaaaaarrrr buangeett.... Namun dibalik
itu, jalan berupa tanah sejauh 8 kilometer yang akan kami lewati sudah
tersenyum menyambut dan menanti ban-ban motor kami seakan ingin menerkam ban
motor kami...hmmmm.. Perjuangan berat memang, terlebih malam sebelumnya turun
hujan yang mengakibatkan jalan becek dan licin. Amblas dan tergelincir sudah
bukan hal apa-apa, namun tetap hati-hati. Untung saja kami sudah terbiasa
melewati jalanan seperti ini, dengan startegi pelan namun pasti tanjakan demi
tanjakan bisa dilalui dengan selamat sembari ditemani hamparan hutan Meratus
disepanjang perjalanan.
|
View Pegunungan Meratus |
|
Hijau alami |
|
Serupa tapi tak sama |
Air terjun dengan perkiraan kami memiliki ketinggian antara 15 meter dan lebar
antara 5-8 meter ini memang mirip dengan air terjun Haratai yang ada di
Loksado, namun kalau Anda melihat dengan mata kepala sendiri air terjun Tumaung
sedikit lebih tinggi dan lebar dari air terjun Haratai, dan otomatis debit air
yang dialirkan pun juga lebih banyak. Selain itu didepan air terjun memiliki
space yang lebih luas dengan hamparan bebatuan akik.
|
Hamparan bebatuan |
|
Lompatan maut si Raihan :D |
Sedikit info, bagi Anda yang suka fotografi, sedikit susah
untuk memotret air terjun ini dengan berhadapan langsung / frontal, apalagi memotret
dengan tekhnik slow speed karena embunnya yang deras yang membuat basah lensa
Anda. Carilah angle terbaik dan posisi yang bebas dari embun tersebut dan so
pasti safety first ya bro...
|
Air Terjun Tumaung |
|
Air Terjun Tumaung tanpa warna |
Udara yang sejuk dengan hutan yang masih alami dengan kicauan suara-suara merdu
penghuni hutan Meratus dan gemercik air yang tak henti-hentinya seakan ingin
tinggal lebih lama di sini. Karena waktu yang tak memungkinkan kami pun segera
bergegas pulang. Suatu saat kami ingin bermalam disini agar bisa lebih lama
menikmati keindahannya, semoga.
|
Bonus di tepi jalan |
|
Bonus |
|
iklan |
Dari waktu kewaktu bisa saja tempat ini ramai akan dikunjungi, karena banyaknya
media informasi baik secara visual maupun audio visual yang ada sekarang.
Jadilah pengunjung yang bijak, melihat panorama alam yang indah bukan berarti
hanya menikmatinya saja namun tetap menjaga kelestarian serta kebersihan
lingkungannya adalah bagian dari keindahan tsb.
Semoga bermanfaat.
Salam lestari !!!
keren blognya, berjiwa adventure bgt.. kalau boleh tau, jalur yg bisa di tempuh dari kota barabai lewat mana?
BalasHapussoalnya bukan orang barabai tp dari kab. tetangga, HSU
ada dua jalur :
BalasHapus1. dr barabai menuju pagat, habis tu dri pagat menuju Hantakan, dari hantakan menuju Datar Ajab,,habis tu dari desa Datar Ajab bejalan batis..
2. dr barabai menuju Birayang, dri Birayang menuju desa Hinas Kiri, dri Hinas kiri bejalan batis menuju Air terjunnya.
Mkasih sudah bakunjang di blog ulun :)
Bos, wa pian adalah?
Hapuskerenn banar sanak air terjunnya... ulun org brabai jua, tp kd pernah ksana,, paling jauh smpai desa nateh hja.. mlhat bukit batu ... informasi yg sgt bermanfaat.. salam bdingsanakan,,
BalasHapusmantap coy...
BalasHapusKeren banar bro ae, amun kawa di banyaki lagi postingannya..
BalasHapus